Followers

Monday 16 December 2013

Sewing project : cloth pad and panty liner

Assalammualaikum,

Sorry last post kedengaran sgt emo. PMS rupenya. Keesokannya tros period sye dtg.. Huhu. Bermaksud clomid 2nd cycle sye: failed :( (sye akan post satu entry ttg cycle clomid sye insyaAllah in my next post)..

Sedih mmg sedih. Takde rezki lagi. Kne banyak doa lagi la tu ;) insyaAllah mohon rezki kami suami isteri dipermudahkan..

Enough with all of the sad story..

Hehe.

Just nak kongsi project terbaru saya!!

Cloth pad/panty liner. Disebabkan banyak sgt cerita-cerita ngeri pasal commercial pad kat luar sana. Jadi, sye ambil keputusan utk try guna cloth pad buat sendiri. Easy measy. Environmental green. Safe enough for our health. Dan yang paling penting. Jimat! :p da gne basuh sidai dan gne je balik.. Mle2 guna agak geli.. Ye la. Best tak? Tak bocor ke? Xsusa ke nak basuh? Macam-macam soalan blegar-legar dlm kepala sye ni.. Tp alhamdulillah, setakat ni sye rasa ok je.. Tak de la bocor ke ape. Untuk time period sye design lain sket :p insyaAllah sye akn post dalam post akan dtg..

On material used, sye gne flannel utk wing dan alas depan. Utk layer yang menyerap sye gne kain bamboo terry (nama macam woww! Sbnrnye tuala je ;) )..




1)

Cari pola yang anda berkenan. Mind that u have to try quite a few patterns before korang finally jumpa yang bersesuain. Bagi sye, ni sme dugaan. Mne boleh dapat yang sesuai dgn petik jari je kan.. >_<

2)




Y ni layer utk serapan




Bahagian wing




Bahagian serapan - 4 lapis

3)

Jahit semua bahagian


Tadaa! ;))








Sye ade buat beberapa batch baru. Kalau berkesempatan sye akan post..

Till then,
Luv ;)

- Posted using BlogPress from my iPhone

Wednesday 11 December 2013

Staff nurse kurang ajar!

Sorry, this is too random. Im doing my work when i received this call from this one 'staff nurse' asking what the extension number of the dda subsect (ubat dadah merbahaya) so i replied, u have to call inpatient dept as here is outpatient dept. The dda subsect was there. U can call **** and without finishing my line, she quickly replied tq and hang up the phone. How rude was that!!! Im not going to answer any call before i get the staff nurses, ppks name or even anyone anymore after this! Respect others. Was it so hard? I can never understand this kind of ppl with low morale.

Huh. Piss off.


Till then.

- Posted using BlogPress from my iPhone

Saturday 30 November 2013

Mengkafirkan orang lain

“Apabila seseorang menyeru kepada saudaranya: Wahai orang kafir, maka sungguh akan kembali sebutan kekafiran tersebut kepada salah seorang dari keduanya. Bila orang yang disebut kafir itu memang kafir adanya maka sebutan itu pantas untuknya, bila tidak maka sebutan kafir itu kembali kepada yang mengucapkan.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 6104 dan Muslim no. 60)

Abu Dzar z juga menuturkan hal yang sama dari Rasulullah r:

“Siapa yang menyeru kepada seseorang dengan sebutan kekafiran atau ia mengatakan: Wahai musuh Allah, sementara yang dituduhnya itu tidak demikian maka sebutan tersebut kembali kepadanya.” (Shahih, HR. Muslim no. 61)

Di balik kehormatan kaum muslimin yang dijaga oleh Allah I dan diharamkan sampai hari kiamat ternyata kehormatan tersebut dihinakan, dilanggar ketentuannya oleh jiwa-jiwa yang tidak khawatir akan akibat perbuatannya. Hal ini kita dapati dari jaman dahulu, jaman as-salafush shalih, sampai hari ini. Masih terngiang di telinga kita, bagaimana pelanggaran kehormatan bahkan sampai pada penghalalan jiwa dan harta yang dilakukan oleh kelompok Khawarij, Islam Jamaah atau kelompok takfiriyyun lain yang ada pada jaman sekarang. Sedih dan memilukan memang melihat fenomena demikian, mengingat pintu-pintu rumah kaum muslimin tak luput dimasuki oleh para pelanggar kehormatan tersebut.

Agama kita yang mulia sama sekali tidak pernah ridha, bahkan berlepas diri dari pelanggaran kehormatan yang terjadi ini. Rasulullah r bersabda:

“Sesungguhnya darah kalian, harta kalian dan kehormatan kalian haram bagi kalian seperti keharaman hari ini, di bulan ini, di negeri ini.” (HR. Al-Bukhari no. 68 dan Muslim no. 1679)

Jawaban dari fenomena yang membuat dada terasa sesak ini sangat membutuhkan perhatian kita untuk kembali kepada hadits Rasulullah r yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Umar dan Abu Dzar c di atas. Kedua hadits tersebut merupakan peringatan keras untuk tidak menjatuhkan vonis kafir terhadap seorang muslim (yang sudah sedemikian mudah dan murahnya kalimat ini di mulut sebagian orang) karena memang permasalahan kekafiran dan keislaman hukumnya kembali kepada Allah I.

Dialah yang berhak menghukumi di antara hamba-Nya, siapa yang kafir dan siapa yang muslim. Sebagaimana penghalalan dan pengharaman juga berada dalam ketetapan-Nya. Siapa pun tidak diperkenankan menghalalkan apa yang Allah haramkan dan mengharamkan apa yang Allah halalkan.

Demikian pula kita tidak boleh mengkafirkan seseorang ketika dia tidak dihukumi kafir oleh hukum Allah dan tidak menyatakan keislaman seseorang ketika dia tidak termasuk sebagai seorang muslim ketika ditimbang dengan hukum Allah.

Siapa saja yang telah dipastikan keislamannya maka ia tidak boleh difasikkan dan dikafirkan ataupun dikeluarkan dari agama Allah kecuali dengan bukti yang menunjukkan kekufuran dan keluarnya dia dari agama Allah dengan jelas, dan didapati darinya syarat-syarat pengkufuran, dan hilang darinya penghalang demi penghalang yang membuat jatuhnya vonis kafir padanya. Dan tentunya yang bisa melihat permasalahan ini hanyalah para ulama dari kalangan ahli fatwa.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah t berkata: “Orang yang duduk di majelisku tahu bahwa aku termasuk orang yang paling besar pelarangannya dari memvonis kekafiran, kefasikan dan kemaksiatan kepada orang tertentu, kecuali bila diketahui telah tegak hujjah kepadanya yang jika diselisihi seseorang (maka ia) bisa jadi kafir, bisa jadi fasiq atau bisa jadi pelaku maksiat.” (Lihat Majmu’ Fatawa, 3/229)

Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di t berkata: “Pengkafiran itu adalah hak Allah dan Rasul-Nya. Oleh karena itu tidaklah seseorang itu kafir kecuali orang yang dikafirkan oleh Allah dan Rasul-Nya.” (Irsyad Ulil Abshar wal Albab linail Fiqh Biaqrabith Thuruq wa Aysaril Asbab, hal. 198)

Hukuman bagi orang yang mengkafirkan
Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin t berkata:

“Tidak boleh bermudah-mudahan dalam mengkafirkan seseorang karena hal ini akan berdampak atau berakibat kepada dua perkara yang besar:

Pertama, mengadakan kedustaan terhadap Allah I di dalam hukum, di mana dia menghukumi kafir terhadap orang yang tidak dihukumi kafir oleh Allah I. Hal ini sama keadaannya dengan orang yang mengharamkan apa yang Allah halalkan, karena menghukumi kafir tidaknya seseorang hanya berada di tangan Allah saja sebagaimana hukum halal dan haram hanya berada di tangan Allah.

Kedua, mengadakan kedustaan terhadap orang yang dihukumi kafir tersebut dengan sifat yang dituduhkan kepadanya, di mana ia menyifati seorang muslim dengan sifat yang berlawanan dengan keadaan sebenarnya. Ia mengatakan: dia kafir, padahal orang ini berlepas diri dari kekafiran, sehingga pantaslah sifat kekafiran itu dikembalikan padanya (orang yang menuduh) berdasarkan hadits di dalam Shahih Muslim dari Abdullah bin ‘Umar c bahwa Nabi r bersabda:

“Apabila seseorang mengkafirkan saudaranya maka sungguh akan kembali sebutan kekafiran tersebut kepada salah seorang dari keduanya.”

Dalam satu riwayat:
“Bila orang yang disebut kafir itu memang kafir adanya maka sebutan itu pantas untuknya, bila tidak maka sebutan kafir itu kembali kepada yang mengucapkan.”

Masih dalam riwayat Muslim dari hadits Abu Dzar z, Nabi r bersabda:

“Siapa yang menyeru kepada seseorang dengan sebutan kekafiran atau ia mengatakan: ‘Wahai musuh Allah’, sementara orang yang dituduhnya itu tidak demikian maka sebutan tersebut kembali kepadanya.”

Sabda Nabi r dalam hadits Ibnu ‘Umar:
“Bila orang tersebut memang kafir keadaannya,” (yakni) sesuai dengan hukum Allah.

Demikian pula ucapan beliau dalam hadits Abu Dzar:

“Sementara orang yang dituduhnya itu tidaklah demikian,” (yakni bila ditimbang dengan) hukum Allah I.

Pensifatan kekufuran itu kembali kepadanya bila saudaranya itu terlepas dari tuduhan tersebut. Dan dikhawatirkan sekali ia terjatuh padanya. Karena kebanyakan orang yang begitu bersegera menyifatkan seorang muslim sebagai kafir merasa bangga dengan amalannya dan memandang remeh amalan orang lain, hingga akhirnya tergabunglah dengannya antara sifat ujub atas amalannya yang terkadang akan mengantarkan kepada batalnya amalannya tersebut dan sifat sombong yang menyebabkan ia diadzab oleh Allah I di dalam api neraka.

Sebagaimana disebutkan dalam hadits yang dikeluarkan oleh Al-Imam Ahmad dan Abu Dawud dari Abu Hurairah z bahwa Nabi r bersabda:

“Allah U berfirman: Kesombongan itu adalah pakaian-Ku dan keagungan itu adalah kain-Ku maka siapa yang menentang-Ku pada salah satu dari keduanya niscaya akan Aku campakkan dia ke dalam neraka.”(Syarhu Kasyfisy Syubuhat, hal. 41-42)

Tidak diragukan lagi, orang yang suka mengkafirkan kaum muslimin maka mereka sendirilah yang kafir, karena Nabi r mengabarkan bahwa bila seseorang mengatakan kepada saudaranya sesama kaum muslimin: “Wahai kafir”, maka kekafiran itu mesti akan kembali kepada salah seorang dari keduanya. Bila memang orang yang dituduh kafir itu sebagaimana kenyataannya maka ia memang kafir, bila tidak maka yang kafir adalah pengucapnya, na’udzubillah.
Karena itu wajib bagi seseorang untuk membersihkan lisan dan hatinya dari mengkafirkan muslimin, jangan ia berbicara dengan perkataan: “Dia kafir.” Dan jangan pula ia meyakini dalam hatinya bahwa seseorang itu kafir semata-mata karena hawa nafsu. Hukum pengkafiran bukan berada di tangan si Zaid, bukan pula di tangan si ‘Amr akan tetapi yang berhak dalam hal ini hanyalah Allah dan Rasul-Nya.

Siapa yang dikafirkan Allah dan Rasul-Nya maka ia memang kafir walaupun kita mengatakan dia muslim. Sebaliknya, siapa yang tidak dikafirkan oleh Allah dan Rasul-Nya maka ia tidak kafir walaupun orang mengatakan ia kafir.

Oleh karena itu kita katakan terhadap orang yang mengucapkan, “Wahai kafir,” “Wahai musuh Allah,” kalau memang demikian keadaannya, maka dia seperti yang dikatakan. Namun apabila tidak demikan, maka (ucapan itu) kembali kepada si pengucap, dialah yang kafir, wal ‘iyadzu billah. Dengan demikian ucapan ini termasuk dosa besar bila orang yang dikatakan kafir itu tidaklah demikian keadaannya. (Syarhu Riyadhush Shalihin, Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, 4/376)

Al-Hafidz Ibnu Hajar t ketika menjelaskan sabda Rasulullah r:

“Tidaklah seseorang menuduh orang lain fasiq dan tidak pula ia menuduh orang lain dengan kekafiran kecuali sebutan itu akan kembali kepadanya, apabila orang yang dituduhkan tidak demikian keadaannya.” (HR. Al-Bukhari no. 6045)

Beliau menyatakan: “Hadits ini mengandung konsekuensi bahwa siapa yang mengatakan kepada orang lain, ‘Engkau fasiq,’ atau ‘Engkau kafir,’ sementara orang yang dicela tersebut tidak seperti yang dikatakan si pencela maka si pencela itulah yang berhak untuk mendapatkan sifat yang ia sebutkan (fasiq atau kafir). Namun bila memang orang tersebut seperti yang ia katakan, maka tidak kembali sesuatu pun kepadanya karena ia benar dalam ucapannya.

Namun, walaupun perkataan itu tidak dikembalikan padanya, apakah ia kafir atau fasiq, bukan berarti dia tidak berdosa dengan penggambarannya terhadap seseorang: ‘Engkau fasik.’ Di dalam permasalahan ini perlu perincian.

- Bila ia berucap dengan tujuan menasehati orang tersebut atau menasehati orang selainnya dengan menerangkan keadaannya maka hal ini dibolehkan.

- Bila tujuannya untuk mencela, memasyhurkannya dengan sebutan demikian dan semata hendak menyakiti maka hal ini tidak dibolehkan karena ia diperintah untuk menutup aib orang lain, mengajari dan menasehatinya dengan cara yang baik. Bila memungkinkan baginya untuk menasehati dengan cara yang lembut maka ia tidak boleh melakukannya dengan kekerasan dan kekakuan, karena hal itu dapat menyebabkan orang tersebut menjadi keras kepala dan terus menerus dalam perbuatannya sebagaimana hal ini merupakan tabiat kebanyakan manusia. Terlebih bila orang yang memerintahkan (menasehati) itu derajatnya lebih rendah daripada orang yang dinasehati.” (Fathul Bari, 10/480-481)

Apabila ada seorang yang berkata, “Bagaimana bisa perkataan kafir itu dikembalikan kepadanya dalam keadaan ia mengkafirkan seseorang karena kecemburuannya terhadap agama Allah?”

Jawabannya: Dia kafir karena dia menjadikan dirinya sebagai penetap syariat bersama Allah. Dia mengkafirkan orang itu sementara Allah tidak mengkafirkannya, dengan (perbuatan itu) dia mengangkat dirinya sebagai tandingan bagi Allah dalam pengkafiran saudaranya. Di sisi lain, Allah akan menutup hatinya hingga akhirnya ia akan kafir kepada Allah dengan kekafiran yang nyata dan jelas.” (Fitnatut Takfir, hal. 43-44)

Konsekuensi bagi Orang yang Dihukumi Kafir

Mudahnya vonis pengkafiran itu dijatuhkan kepada seseorang adalah permasalahan yang sangat berbahaya. Maka kita perlu melihat kerusakan yang terjadi yang membuka sekian banyak pintu kejelekan terhadap umat ini, yang berkonsekuensi bahwa orang yang dituduh kafir sebagai berikut:

1. Tidak halal bagi istrinya (pasangan orang yang dituduh kafir tersebut) untuk tetap dalam ikatan pernikahan bersama suaminya. Sehingga wajib untuk memisahkan keduanya, karena seorang muslimah tidak boleh diperistri oleh orang kafir dengan ijma’ yang tidak diragukan lagi.

2. Tidak halal bagi anak-anaknya untuk tetap di bawah penguasaannya karena keberadaan mereka tidak aman berada di sisinya dan dikhawatirkan mereka akan terpengaruh dengan kekufurannya.

3. Orang ini kehilangan hak untuk medapatkan loyalitas (al-wala) dan pertolongan dari masyarakat Islam setelah ia memisahkan diri dari Islam dan keluar dengan kekufuran serta kemurtadan yang jelas. Diputuskan hubungan dengannya dan ia diboikot sampai ia kembali kepada Islam.

4. Orang ini wajib dihadapkan kepada hakim agama untuk dihukumi murtad setelah ia diminta untuk bertaubat dan setelah hilang syubhat padanya serta telah ditegakkan hujjah padanya.

5. Bila orang ini meninggal dunia tidak diberlakukan padanya hukum Islam, maka ia tidak dimandikan, tidak dishalati, tidak dikuburkan di kuburan kaum muslimin dan tidak diwarisi hartanya sebagaimana ia tidak berhak mewarisi harta keluarganya.

6. Bila ia mati dalam keadaan kafir ia pantas mendapatkan laknat Allah, dijauhkan dari rahmat-Nya dan kekal abadi di dalam neraka.

7. Ia tidak didoakan dengan rahmat, dan tidak dimintakan ampun karena Allah I berfirman kepada Nabi-Nya:

“Tidak pantas bagi Nabi dan orang-orang yang beriman untuk memintakan ampun terhadap orang-orang musyrik walaupun orang musyrik yang meninggal itu adalah karib kerabatnya setelah jelas bagi kaum muslimin bahwa kerabatnya yang kafir itu adalah penghuni neraka jahim.” (At-Taubah: 113) [Secara ringkas dari Qadhiyatut Takfir Baina Ahlis Sunnah wa Firaqidh Dhalal, hal. 19-20]

Menghukumi Kafir

Madzhab Ahlus Sunnah wal Jamaah dalam hal ini adalah madzhab yang pertengahan, tidak berlebih-lebihan dan tidak bermudah-mudahan terhadap penghukuman ahlul iman sebagaimana Khawarij dan yang sejalan dengannya yang berlebih-lebihan dalam mengkafirkan, atau sebagaimana Murjiah yang bermudah-mudahan menetapkan keimanan yang sempurna pada ahlul iman walaupun berbuat maksiat. Aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah dalam masalah ini dapat kita lihat dalam ucapan Al-Imam Ath Thahawi t berikut ini:

“Kita tidak mengkafirkan ahlul kiblat karena satu dosa yang diperbuatnya selama ia tidak menghalalkan perbuatan tersebut, dan kita tidak mengatakan perbuatan dosa itu tidak bermudharat terhadap keimanan. Kita berharap orang-orang yang berbuat baik dari kalangan mukminin agar Allah memaafkan mereka dan memasukkan mereka ke dalam jannah (surga) dengan rahmat-Nya, namun kita tidak merasa aman terhadap mereka dari makar Allah dan kita tidak mempersaksikan surga bagi mereka. Kita mintakan ampun terhadap kesalahan mereka dan kita takut mereka akan mendapat hukuman karena dosa mereka, namun kita tidak putus asa dari rahmat Allah terhadap mereka. Merasa aman dari makar Allah dan putus asa dari rahmat-Nya, keduanya akan memindahkan dari agama Islam sedangkan jalan yang haq berada di antara keduanya bagi ahlul kiblat.” (Al-’Aqidah Ath-Thahawiyyah Syarhun wa Ta’liq Al-Imam Al-Albani, hal. 60-62)

Berkata Ibnu Qudamah Al-Maqdisi t: “Kita tidak mengkafirkan seorang pun dari ahlul kiblat karena suatu dosa dan kita tidak mengeluarkan dari Islam seorang pun dari mereka karena melakukan amalan tersebut (amalan dosa).” (Lum’atul I’tiqad ma’a Syarhin, hal. 47)

Namun yang perlu kita ketahui, agama ini punya patokan-patokan (dhawabith) yang dengan patokan tersebut agama ini menghukumi seseorang itu kafir atau tidak. Bukan berarti agama ini tidak mengkafirkan orang-orang yang memang berhak untuk dikafirkan. Tentunya pengkafiran ini kembali kepada patokan tersebut, dan patokan yang kita maksud adalah apa yang dikatakan oleh ahlul ilmi berupa adanya syarat-syarat (syuruth) pengkafiran (pada orang yang dikafirkan) dan hilangnya pencegah-pencegah dikeluarkannya seseorang dari keislaman (mawani’).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah t berkata: “Pengkafiran itu memiliki syarat-syarat dan mawani’ yang terkadang mawani’ itu hilang pada diri seseorang.” (Majmu’ Fatawa, 12/487)

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin t berkata: “Hukum mengkafirkan butuh dua perkara penting:
Pertama, adanya dalil yang menunjukkan bahwa perbuatan tersebut adalah perbuatan kufur yang mengeluarkan pelakunya dari Islam. Karena di dalam nash terkadang disebutkan secara mutlak bahwa perbuatan itu kufur namun kufurnya tidak mengeluarkan dari Islam, sehingga harus diketahui dengan pasti bahwa nash itu menunjukkan amalan tersebut kufur, atau bila meninggalkan suatu amalan akan membuat pelakunya kufur keluar dari Islam.
Kedua, dalil tersebut pantas diterapkan kepada orang yang melakukan perbuatan kufur tersebut, karena tidaklah semua pelaku amalan kekufuran langsung divonis kafir sebagaimana ditunjukkan hal ini dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.” (Fitnatut Takfir, hal. 41)

Di antara salah satu permisalannya, ada orang yang dipaksa untuk sujud kepada patung, sehingga karena paksaan dan di bawah tekanan ia pun sujud.

Perbuatannya merupakan perbuatan kufur namun karena orang ini melakukannya dengan terpaksa, maka ia tidak bisa dikafirkan. Bukankah Allah I berfirman:
“Siapa yang kafir kepada Allah setelah keimanannya, kecuali orang yang dipaksa untuk berbuat/berucap kekufuran sementara hatinya tenang dalam keimanan, akan tetapi siapa yang melapangkan dadanya melakukan kekafiran maka mereka mendapatkan kemurkaan Allah dan untuk mereka adzab yang besar.” (An-Nahl: 106)

Mawani’ -sebagaimana dijelaskan dengan nash oleh ahlul ilmi– jumlahnya banyak, sehingga perlu kita camkan bahwa Ahlus Sunnah wal Jamaah tidak mengkafirkan seorang muslim karena berbuat dosa besar yang diperbuatnya -selain syirik- seperti membunuh, minum khamr, berzina, mencuri, makan harta anak yatim, menuduh wanita yang baik-baik berzina, makan riba dan semisalnya. Akan tetapi waliyyul amr (penguasa) menegakkan hukuman terhadap pelaku dosa besar tersebut berupa hukum qishash, had atau ta’zir dan wajib pelaku dosa besar itu untuk bertaubat dan beristighfar. (Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah no. 5003)

Penyebab Kekufuran

Al-Imam Syaikhul Islam Asy-Syaikh Abdul ‘Aziz bin Abdillah bin Baz t berkata: “Aqidah Islamiyyah ini dapat dicacati oleh beberapa perkara. Dan perkara-perkara yang mencacati ini terbagi dua.

Pertama, jenis yang membatalkan aqidah Islamiyyah sehingga pelakunya kafir, na’udzubillah min dzalik.

Kedua, jenis yang mengurangi dan melemahkan aqidah Islamiyyah.

Jenis pertama dinamakan pembatal-pembatal keislaman yang berakibatkan kepada kemurtadan. Pembatal ini bisa berupa ucapan, perbuatan, keyakinan (i’tiqad) dan syak (ragu terhadap agama atau prinsip-prinsip agama).

Rasulullah r pernah bersabda:

“Siapa yang mengganti agamanya (murtad) maka bunuhlah dia.” (HR. Al-Bukhari dalam Shahih-nya)

Hadits di atas menunjukkan bahwa orang yang murtad diminta agar mau bertaubat. Bila ia enggan maka dibunuh dan disegerakan baginya menuju neraka.

Murtad karena Ucapan (Riddah Qauliyyah)
Ucapan yang dapat memurtadkan pelakunya, di antaranya mencela Allah, mencela Rasulullah r, menyandarkan keaiban kepada Allah seperti mengatakan Allah itu fakir, atau Allah dzalim, atau menyatakan Allah bakhil, Allah tidak mengetahui sebagian perkara, atau Allah tidak mewajibkan shalat kepada kita. Yang demikian ini pelakunya murtad dan diminta agar bertaubat, bila tidak maka ia dibunuh.

Murtad karena Perbuatan (Riddah Fi’liyyah)

Adapun kemurtadan dalam masalah ini seperti meninggalkan shalat, maka pelakunya kafir1 berdasarkan sabda Nabi r:

“Perjanjian antara kita dan mereka adalah shalat, siapa yang meninggalkannya maka sungguh ia telah kafir.”

Beliau juga menyatakan:

“Antara seseorang dengan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat.”
Termasuk pula padanya bila seseorang meremehkan Al Qur’an atau menajisinya dengan sengaja. Termasuk juga thawaf di kuburan dan mengibadahi pemilik kuburan tersebut. Inilah riddah fi‘liyyah.

Namun bila yang dimaksudkan melakukan ibadah kepada Allah itu hanya dilakukan di sisi kuburan maka ini adalah bid’ah yang mencacati agama pelakunya dan tidak teranggap sebagai riddah (pelakunya tidak murtad), namun termasuk dalam jenis yang kedua, kufrun duna kufrin (amalan kekafiran yang tidak menyebabkan pelakunya keluar dari Islam). Termasuk pula riddah fi’liyyah adalah menyembelih untuk selain Allah.

Murtad karena Keyakinan (Riddah ‘Aqadiyyah)

Siapa yang meyakini dalam hatinya bahwa Allah itu fakir, atau bakhil, atau Allah dzalim maka ia telah kafir sekalipun ia tidak pernah mengucapkannya. Atau ia meyakini dengan hatinya bahwa Nabi Muhammad r itu pendusta, atau di antara para nabi ada yang pendusta, atau ia meyakini dengan hatinya bahwa tidak apa-apa beribadah kepada selain Allah. Semua keyakinan ini mengeluarkan pelakunya dari Islam karena Allah I berfirman:

“Yang demikian itu karena Allah adalah Al-Haq sementara apa yang mereka seru selain Allah itu batil.” (Al-Hajj: 62)

“Sesembahan kalian adalah sesembahan yang satu, tidak ada yang berhak disembah kecuali Dia Yang Maha Pengasih lagi Penyayang.” (Al-Baqarah: 163)

“Hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan.” (Al-Fatihah: 5)

Sehingga siapa saja yang menganggap bahwa boleh beribadah kepada selain Allah dengan pengucapan lisannya, maka ia kafir dengan pengucapan dan keyakinannya bersama-sama. Begitupula jika ia melakukan dengan amalan maka jadilah ia kafir dengan ucapan, amalan dan keyakinan secara bersama-sama.
Termasuk pencacat aqidah dalam bentuk ucapan, perbuatan dan keyakinan adalah apa yang dilakukan sebagian manusia pada hari ini di sisi kuburan orang-orang shalih dengan berdoa dan istighatsah (minta tolong ketika dalam kesusahan) kepada mereka. Siapa yang melakukan hal ini maka ia diminta bertaubat. Bila ia kembali kepada al-haq, maka ia dibiarkan tetap hidup. Namun bila enggan bertaubat, maka ia dibunuh sebagai orang yang murtad.

Murtad karena Ragu (Riddah bisy Syak)

Contohnya orang yang berkata: “Aku tidak tahu apakah Allah itu sesembahan yang benar atau tidak.” Atau ia berkata: “Aku tidak tahu apakah Muhammad itu jujur atau dusta.” Orang yang seperti ini kafir. Atau ia menyatakan: “Aku tidak tahu apakah hari kebangkitan itu ada atau tidak.” Orang yagn seperti ini kafir dan diminta agar ia bertaubat. Bila enggan maka ia dibunuh.

Adapun bila ia tinggal jauh dari kaum muslimin seperti di hutan belantara yang terpencil (kemudian ia melakukan perkara kekufuran), maka diterangkan kepadanya. Namun bila setelah mendapat penerangan ia tetap terus menerus dalam perbuatan kekufurannya, maka ia dibunuh (dan ini adalah tugas penguasa bukan perseorangan, ed). Demikian pula orang yang meragukan salah satu dari rukun Islam.

Demikianlah pembatal-pembatal keislaman yang membuat pelakunya murtad dan bila enggan bertaubat maka ia dibunuh.

Jenis kedua, perkara-perkara yang tidak menjadikan pelakunya kafir namun melemahkan keimanannya seperti makan riba, melakukan perbuatan-perbuatan yang diharamkan seperti zina, bid’ah dan selainnya. Demikian pula melakukan perayaan maulid nabi yang diada-adakan oleh manusia sejak abad keempat hijriyyah. Hal ini melemahkan aqidah, terkecuali bila dalam perayaan maulid tersebut dilakukan istighatsah (minta pertolongan) kepada Rasulullah r, maka perbuatan ini bid’ah yang termasuk dalam jenis yang pertama dan mengeluarkan pelakunya dari agama Islam.

Termasuk pula dalam jenis yang kedua ini adalah perbuatan thiyarah (menganggap sial dengan burung ataupun tanda-tanda lainnya) sebagaimana diperbuat oleh orang-orang jahiliyyah yang Allah I telah membantah mereka dalam firman-Nya:

“Mereka mengatakan: kami ditimpa kesialan karenamu dan karena orang-orang yang menyertaimu. Nabi berkata: Bahkan kesialan kalian itu datangnya dari sisi Allah akan tetapi kalian adalah orang-orang yang terfitnah.” (An-Naml: 47)

Thiyarah adalah syirik yang tidak mengeluarkan dari agama Islam atau syirik kecil.

Demikian pula perayaan Isra Mi’raj, padahal Rasulullah r telah menyatakan:

“Siapa yang mengada-adakan dalam perkara kami ini apayang bukan bagian darinya maka perkara yang diada-adakan itu tertolak”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim) [Kaset Al-Qawadih fil ‘Aqidah, Al-Imam Ibnu Baz, dari kitab Qadhiyatut Takfir, hal. 66-70] .

From: achmad surya on google

Wallahu a'lam

Wednesday 18 September 2013

Updated on Shaklee order!! (Harga ahli + Charge penghantaran RM10 shj)

Assalammualaikum,

Lame menyepi.. ;p ttbe datang ngan 'shaklee order'.. Sye tanak promo byk2 sbb tanak bias atau kate produk ni adalah produk 'terbaik'.. Tp ini dialah produk yang sye dok guna-menggunakan skrg. Power idak ayat :p


Alhamdulillah setakat y guna ni. Da masuk bulan ke 6-7 (tak berapa nak ingat), sye rse ok.. At least ade rase perubahan tu. Cthnye bila amek vitalea, vit b, alfalfa - dgn izin Allah - kurang sket frekuensi serangan gastrik sye. Rse bertenaga sket. GLA plak - period pain da semakin berkurang (alhamdulillah).


Nak promo banyak sgt takut jadi taksub sesuatu produk plak. Iyela. Macam produk y kita guna ni la segala-galanya.. Jadi sye personally tanak jadi sampai macam tu::


Kesimpulannya, entri ini hanya untuk memudahkan korang-korang sekalian je. Jika mahu mencuba produk shaklee ni pada harga ahli. Atau nak repeat order pada harga ahli @ etc. Boleh Whatsapp/Msg sye :p


So, 


For more information and to order, contact:

Afrah
Shaklee Independent Distributor [ID: 877104]
SMS/Whatsapp: 013 2507805


Terms & Condition:

  • Harga produk: Harga Ahli ((Harap maklum sye tidak menyimpan ready stock))
  • Tambahan **RM 10 untuk setiap penghantaran y dibuat (unlimited num of items - boleh order seberapa byk) ** Harga fix dari shaklee
  • Jumlah bayaran: Harga produk (harga ahli) + RM10 untuk penghantaran
  • Produk y di pesan akan dihantar dalam masa 1-7 hari (kebiasaannya mengambil masa 1-3 hari bekerja) ** tertakluk kepada branch shaklee berkenaan.
  • Produk y di pesan akan dihantar terus dari shaklee branch ke rumah anda

Terima kasih :)


With Shaklee, they guarantee that their products that are always (naturally !) safe , always works AND always green. 

Sewing sewing and sewing again

Assalammualaikum,

Im totally into sewing right at the moment. Sewing fever. Hehe. Beberapa projek da berjaya disiapkan. If i got sometime i will posted more on the finished garments that i made.

Hari ni cuti. Yuu huuu! :)

Sje nak pampered diri sendri selesaikan kerja rumah dan spend alone time with myself watching movies, sewing etc etc..

Just wanna share with u guys yang hobinya menjahit macam sye jugak...

----> Cara jahit piping dekat leher baju kurung!

Ceritanya.. Sye hantar jahit tepi kat kedai. Nak dijadikan 'cerita dan asbabnye' makcik tu tercicir plak alas leher utk baju sye.. Malas la plak nak singgah g kedai tu balik.. Nak buat alas baru kain plak da tak ckp. Jdnye terpaksa la sye resort ke method lain. Guna piping tepi leher je. Google gooogle google jpe akak neh nye website..

Fuuhh. Selesai masalah. Jadi ke tak piping sye buat pertama kalinye.. Kita lihat hasilnye nanti.. Hehe..

Lets get sewing! :)



Plan for today:

Basuh baju
Basuh baju again (2nd round) ;p
Jemur baju
Jahit baju
Lipat baju
Keluar beli zip dan tiket utk mak
Masak for dinner (sandwich je for lunch.. #lazybump)
Caramel cupcake (if i have enough time)

Have to get ready. Now!

P/s: Saya da cek darah for cd2. And since i have the advantage and privilege to see what the dr said (charting on the computer). And to actually view the blood results taken. I think i saw it first before the doctor :p Alhamdulillah results seems to be fine.. Later i will update on this too if i have more time..

Till we meet again..

Luvs,




Tuesday 27 August 2013

Shaklee order

Assalammualaikum,

Lame menyepi.. ;p ttbe datang ngan 'shaklee order'.. Sye tanak promo byk2 sbb tanak bias atau kate produk ni adalah produk 'terbaik'.. Tp ini dialah produk yang sye dok guna-menggunakan skrg. Power idak ayat :p


Alhamdulillah setakat y guna ni. Da masuk bulan ke 6-7 (tak berapa nak ingat), sye rse ok.. At least ade rase perubahan tu. Cthnye bila amek vitalea, vit b, alfalfa - dgn izin Allah - kurang sket frekuensi serangan gastrik sye. Rse bertenaga sket. GLA plak - period pain da semakin berkurang (alhamdulillah).


Nak promo banyak sgt takut jadi taksub sesuatu produk plak. Iyela. Macam produk y kita guna ni la segala-galanya.. Jadi sye personally tanak jadi sampai macam tu::


Kesimpulannya, entri ini hanya untuk memudahkan korang-korang sekalian je. Jika mahu mencuba produk shaklee ni pada harga ahli. Atau nak repeat order pada harga ahli @ etc. Boleh Whatsapp/Msg sye :p


So, 


For more information and to order, contact:

Afrah
Shaklee Independent Distributor [ID: 877104]
SMS/Whatsapp: 013 2507805


Terms & Condition:

  • Harga produk: Harga Ahli ((Harap maklum sye tidak menyimpan ready stock))
  • Tambahan RM10 untuk setiap order yang dibuat (unlimited num of items - boleh order seberapa byk)
  • Tambahan **RM 10 untuk setiap penghantaran y dibuat (unlimited num of items - boleh order seberapa byk) ** Harga fix dari shaklee
  • Jumlah bayaran: Harga produk (harga ahli) + RM10 untuk setiap order + RM10 untuk penghantaran
  • Produk y di pesan akan dihantar dalam masa 1-7 hari (kebiasaannya mengambil masa 1-3 hari bekerja) ** tertakluk kepada branch shaklee berkenaan.
  • Produk y di pesan akan dihantar terus dari shaklee branch ke rumah anda

Terima kasih :)


With Shaklee, they guarantee that their products that are always (naturally !) safe , always works AND always green. 

Wednesday 14 August 2013

Omongan kosong

Dlu aku suka makan lepas tu tdo. Macam kucing kekenyangan. Eh, pon kate macam ulaq belengkak lepas kenyang. Oh aku rindu kenangan dulu2

#omongankosong #throwback

Sunday 7 July 2013

Sisa bakian tut tut y tertinggal di atas katil

Assalammualaikum..

Lepas amek wudu' tadi. Masuk bilik dari toilet terjeling sket kat katil tros tnampak satu tompokan serupa sisa baki tut tut tut.. Ala sisa baki y bila kita 'bersama' tu. Tros rse mcm.. *geli geli geli*

Seriously u guys out there, bknnye sye berkira. Atau tanak meraikan tetamu. In fact sye ske sgt kalau tetamu dtg. Rezki pn bertambah.. Tapi these are the second time. On our bed at my mil house. Its not even ur house. U guys are the guest. Kalau pn korang jarak jauh. Dah berjumpa nak tut tut. Tolong la lepas 'keluar' tu tadah ngn tisu ke, kain batik ke ape.. Ktorang boleh buat. Xkan korang taley. Bkn cpt kotor ke katil kalau tak bertadah.. -_-

::diri sendiri: ambil pengajaran supaya melapikkan diri pada masa akan datang (xperlu, mmg da sentiasa pn.. tapi kalau da nak terkena cadar tu nk buat camne kan) ;p ::

::taley mara2::

Huhu...

Friday 5 July 2013

Ttc dictionary..

I just copy paste it..



-----

2007 OCTOBER 26

tags: , bd, BFN, bfp, dh, iui, ivf, ttc, ttc terms

by Erin

For those of you who visit my blog and aren’t familiar with the world of infertility, you may be overwhelmed by the sheer number of new terms and bizarre acronyms. You may see the abbreviation DH (Dear Husband) aka DP (Dancing Partner). Dancing you may ask? Well, this dance is called the BD – or “Baby Dance”…. just for you folks, I’m leaving this little cheat sheet:

2ww | Two Week Wait or the Luteal Phase – 14 DPO on average.
AF | Aunt Flo, menstruation, period
BBT | Basal Body Temperature
BD | Baby Dance, Sex
BFN | Big Fat Negative (Result on a HPT)
BFP | Big Fat Positive (Result on a HPT)
CB | Cycle Buddy
CBEFM | Clear Blue Easy Fertility Monitor
CD | Cycle Day
CL | Corpus Luteum
CM | Cervical Mucus
CP | Cervical Position
DH | Dear Husband
DP | Dancing Partner; spouse, or significant other
DPO | Days Past Ovulation
EC | Embryo Cyro/Freezing
EDD | Estimated Due Date
EWCM | Egg-White Cervical Mucus
hCG | Human Chorionic Gonadotropin – detected by HPTs
HPT | Home Pregnancy Test
HSG | Hysterosalpingogram – x-ray
ICSI | Microfertilization
IUI | Intrauterine Insemination
IVF | In Vitro Fertilization
LH | Luteinizing Hormone – detected in OPKs
LP | Luteal Phase, days between O & AF
O | Ovulation
OB or OBGYN | Obstetrician/Gynecologist
OPK | Ovulation Predictor Kit
PG | Pregnancy, pregnant
POAS | Pee On A Stick (such as OPK and HPT)
PNV | Prenatal Vitamin
RE | Reproductive Endocrinologist – doctor who specializes in fertility problems
SA | Semen Analysis
TTC | Trying To Conceive

Source: evilclomid . Com

Trying to conceive group

Assalammualaikum all, just a short update early this morning.. ;) i found this one group in facebook "trying to conceive" lots of sharing happening in there. Jom korang join skali.. ^_^

::sharing is caring::

Wednesday 3 July 2013

Page: TTC GROUP MALAYSIA

Assalammualaikum semua,

Tgh baca post dari ILY tentang endometriosis beliau. Waktu nak komen post tersebut. Saya terhenti sekejap. Susahnya nak share atau berkongsi tentang ttc-ing ni. Ttbe je saya muncul dgn idea, kan senang kalau kita ada group. I know there's lots, tons of group out there discussing about ttc-ing. Tapi mostly kalau being discussed pn di oversea sne. Saya nak berblog. Tapi disebabkan kekangan masa bekerja. Mmg tak sempat.. Saya ada join satu pregnancy group (ttc malaysia) tapi most of the topics yang diorang discuss adalah ttg pregnancy mereka :( bukanlah saya sedih.. In fact i am happy for them. Tapi buat masa sekarang ni tu bukan antara benda yang saya nak dengar atau baca (saya tau korang pn faham macammana perasaan tu). 

Jadi di sini saya ingin mewar-warkan yang saya da create satu group! Hopefully ramai yang join dan meramaikan group ni.. So that kita boleh share everything that we go throughout out ttc-ing journey!! The more the merrier!


Group Name: Ttc group malaysia

For privacy reason: ((Closed Group)) <-- Its a

Description:

This group is for women trying to get pregnant. Whether for the first time or adding on to your family, its a place to ask questions and get answers. Share your stories and your struggles, disappointments and exciting news. All women are welcome, regardless of your TTC situation... Jump in and start posting! -


saya: mind it, introduction adalah dari cafemom ;) tapi isinya ttp sama. jom sama-sama share pengalaman kita semua. suka duka. sharing is caring aite? at least we know that we are not alone.

This page is for or everyone who has something to share - semoga kita bertabah!







Hopefully everyone can join.

Kalau nak join boleh email saya..
afrah.hana@yahoo.com



::Kadang ALLAH sembunyikan matahari, DIA datangkan hujan petir. Kita tertanya ke mana hilangnya matahari, rupa-rupanya Allah nak hadiahkan kita pelangi:: Semua kesedihan hanya lah sementara~
 


((period sye lambat 5 hari - upt test showed negative result, the mood is hay wire bit sad of course, so i came out with the idea of creating this group)).

Jom jom jom join..

Jangan lupa share skali::

Thanks lots..

Sekian..

Sunday 30 June 2013

Poligami

Assalammualaikum all,

Hari ni rasa rajin sangat nak mengupdate blog. Tak tau knpe. Actually, entry ni berkait rapat ngn isu yang paling atau sukar skali utk dibincangkan oleh wanita. Terlalu sensitif skali. Mungkin bukan utk perempuan lain. Tapi ye utk aku..

Lets read this article from maryam al batul. Its explain well sama macam ape y aku rasa ttg isu ni. Well some of it adalah isi hati die atau luahan atau conversation in between of her and her husband. But most of the points relate to how i actually felt regard to this matter.

Rupanya sama je hati perempuan ni..

But as for me. Setelah difikirkan dengan akal yang waras dan dalam keadaan yang tenang. Semua adalah qada' dan qadar Nya. Semua yang berlaku pasti ada hikmahnya. One of my workmate at the hosp said this to me: "kalau aku tak bolehla. Rela hidup sendiri. Bercerai lebih baik".

Tau yang diri sendiri tak rela untuk di madukan. Kalau tak takkan aku merajuk sampai tak bagi abg dgr kuliah si ustaz tu (still tak bagi lagi sampai skrg tu >_<) harap abang faham.. Tapi benda tak berlaku lagi kenapa nak difikirkan sangat. Things happen for a reason. I broke up with my ex and after that alhamdulillah, i met abg. Someone that i can lean and trust on to dan berharap agak ia kekal hingga ke akhir hayat. Siapa sangka? Kadang-kadang Allah sembunyikan matahari, Dia datangkan hujan petir. Kita tertanya ke mana hilangnya matahari, rupa-rupanya Allah nak hadiahkan kita pelangi.. Semua kesedihan hanya lah sementara. Like what maryam said: kita sendiri tak tau entah mungkin kita akan dilamar sebagai isteri kedua?

----------

Credit to: maryam al batul

Saturday

Poligami?

maryamalbatul: waktu nak kawen kedua tu, isteri pertama yg dtg lamar calon isteri kedua

maryamalbatul: lepastu baru kawen 3 tahun kot, suami dah kawen yg ketiga, baru2 ni je

muhammad al-athiq: owh.. hahahaa....macam mustahil plak berlaku kat abg... hahahaa

maryamalbatul: hehehe

maryamalbatul: yang ayg dpt fikir, possibility adalah ayang bawak ameer faheem lari dan hilang tanpa dikesan ;P

muhammad al-athiq: hahahaaa

(p/s: yg mcm mustahil bagi abang adalah mustahil untuk aku melamar muslimah lain untuk menyertai keluarga kami)

Sebetulnya tadi aku baca blog isteri seorang tokoh (betul ke ni?? sampai sekarang masih ragu-ragu dan tidak percaya dengan info ini). Perkahwinannya kerana agama. Link blog tu didapati dari facebook, lantaran ada yg mewar-warkan.

Banyak nasihat dicoretkan dalam blog itu, tetapi hati keras dan degil wanita bernama Maryam al Batul, tidak dapat menerima baik perkara itu... tetapi Alhamdulillah mereka bahagia :) lekas2 menghentikan bacaan sebelum menjadi emotional dan menyerang abang tanpa hujung pangkal^_^ Abang seperti biasa tidak suka aku menyelami perkara yang mengganggu emosi, katanya blog itu hanya untuk mereka yang bersedia dan willing.

Poligami. Isu yang aku tidak suka kupas dan bincangkan. Bahkan bagi kebanyakan wanita. Sesuatu yang telah aku rasakan keperitannya, biarpun bukan dari kacamata seorang isteri. Hati sememangnya susah untuk dijinakkan, dan aku mengambil positif perkara ini tatkala ummahatul mukminin juga cemburu sesama mereka. Bukankah Rasulullah itu sesempurna suami? Poligami bukanlah sunnah yang dianjurkan tapi hanyalah satu keharusan dan jalan keluar dalam keadaan yang mendesak. Ramai yang salah faham akan perkara ini. Tidak semua yang halal itu indah. Seperti talaq. Ia halal tapi cukup dibenci Allah. Namun ia juga jalan keluar bagi perkahwinan yang seumpama neraka dunia.

Kekuatan setiap wanita berbeza, justeru jalan yang dipilih Allah untuknya juga berbeza.. bengkok wanita itu juga ada yang mudah dilentur, ada yang senang sahaja untuk patah bilamana cuba utk diluruskan.

Saya sarankan bagi para suami, bacalah buku ini sebelum berfikir untuk berpoligami.

"Sebarkan cintamu by fatimah syarha mohd noordin".

Sebenarnya aku pun belum baca buku ini, hanya mendengar sinopsis dari Ummi yang sedang dalam fatrah menggilai novel Fatimah Syarha hehehe (abang tahu tak, ummi pinjam novel FS yang abang hadiahkan kat ayang dulu... ayang pun x baca lagi novel tu ;p)

Nak harapkan abang baca? Seperti mengharapkan... pendek kata impossible ;p aku tahu artikel sepanjang satu muka menggunakan font Times New Roman size 10 pun payah nak minta abang baca... abang rajin baca blog ni je, itupun baca kuat2 sampai aku yang di dapur pun dapat mendengar setiap butir kata huu. tapi aku yakin dengan kejujuran dan cinta abang insyaAllah :) aku tak ingin memikirkan tentang poligami sehingga mungkin suatu waktu kehadapan, taqdir Allah ada keperluan kepadanya... jua tidak tahu perancangan Allah untuk diri ini, entahkan akan dilamar sebagai isteri kedua suatu hari nanti...

Ummu Ameer at 5:55 PM

Wallahu a'lam

Rukun islam & rukun iman

Kalau ada y lpe..

Post nite shift smlm. Bangun-bangun je: "abang peluk kita jap" ;)

Da lepas peluk. Turun bawah. Bkk peti sejuk. Amik cadburry. Naik atas. Dok atas katil. Ngap ngap ngap. Hehe. Lapar wehh~

Da ckp tdo. Blossom gila hati aku.. Satisfied.

Smlm keje. Heaven. 6-7 prescription je! Hahaha (ketawa gembira) ;p

Rukun Islam dan rukun Iman ye kawan-kawan.

Bangun tadi aku boleh terlupa rukun iman. Rasa bersalah san teruk gila teros google. Semoga bermanfaat utk korang jgk..


5 RUKUN ISLAM

1. Mengucap dua kalimah syahadah.
2. Mendirikan solat.
3. Menunaikan zakat.
4. Berpuasa di bulan Ramadhan.
5. Menunaikan haji di Mekah bagi yang mampu.

6 RUKUN IMAN

1. Beriman dengan Allah subhanahu wa taala.
2. Beriman dengan para malaikat.
3. Beriman dengan kitab-kitab suci.
4. Beriman dengan para Rasul.
5. Beriman dengan Hari Akhirat.
6. Beriman dengan Qada' dan Qadar.

Jgn jadi macam syiah. Ditambah-tambahnye rukun sesuka hati. Di samping kita berdoa untuk diri sendiri. Sama-sama kita doakan umat islam di syria. Semoga ada berkatnya.

Kata ustaz:

Markas syiah di gombak,

Nak kenal dorang dipanggilnya masjid sbg hauzah,

Sponsor dorang di malaysia: ecpi,

Solat 3 waktu shj - subuh, zohor-asar jamak, maghrib-isyak jamak,

Waktu solat taley sebut amin kalau tak batal, taqiyyah untuk mengaburi ahli sunnah boleh kononnya utk mempertahankan aqidah,

Mempergunakan taqiyyah - berpura-pura,

Waktu solat guna tanah qarbala? Letak atas sejadah kalau tak kena ats tu batal,

Yang paling teruknya - darah ahli sunnah wal jamaah di halalkan! Kalau makin banyak darah di alirkan. Lagi cepat imam die keluar (imam mahdi), bila keluar die akan sembelih anak ahli sunnah sbb diorang menanggung dosa oyang dorang y sembelih cucu nabi saw (hussain as). -_-

Ada y lain2 y tu sama-sama kita cari.

Kata uztaz lagi: Syiah bukan satu mazhab tapi ajaran sesat. Sama-sama kita doa dijauhkan dari kesesatan syiah.

Yang salahnye negara kita, Syiah tak dibenarkan disebarkan - tapi dibenarkan utk di amalkan di malaysia. Semoga p******* kita pn diberikan hidayah.. Huu

Sekian, wallahu 'alam.

Kena berfikir sejenak la kan..

Saturday 29 June 2013

Pajeon (green onion pancake)

Assalammualaikum,

Suddenly came out dgn resepi di petang hari..

Tgh baring2 atas katil. Ttbe terasa lapar. Dok godek2 blogwalking terbaca entry dari 'makneng' dok makan pajeon.. Serta merta air liur neh cam meleleh.. Sesuai utk di makan di petang ari.. Siap je post entry aku akan segera turun ke bawah utk memasak. Tuan besar nga tdo kat sebelah aku neh lagi. Letih gamaknye dok pegi bengkel tukar alas bumbung baru tuk kete kancil ktorang yang antik tu :p

Malam ni niteshift oncall. Da beberapa jam jgk aku bergolek2 atas katil tuk cuba tdo dari kul4 td. Tp masih xberjaya. Abang y balik lepas asar ni plak y tdo dlu.. -_- ahh tayah pk sangat keje je la. Esok membontang selama mungkin!

Jom turun masak dan makan dlu!

Monolog diri sendiri ke?

Haha. Sori eh. Layankan aje..

Zaas! ;)

Ingredients (for 1 rectangular pancake about 6×7 inches):
Green onions, flour, water, soybean paste, sugar, and vegetable oil.


Directions:

Clean, wash, and drain a handful of wild green onions (or about 10 stalks of normal green onion).

Cut them into 5 inch long pieces.
Make batter by mixing ½ cup flour, ½ cup water, 1 ts soybean paste, and ½ ts sugar in a bowl. Mix well until the batter is smooth.

Place a non-stick pan on the stove and heat it up.

Add about 3 tbs vegetable oil to the heated pan.

Put the green onion on the pan parallel to each other, in the shape of a rectangle.
Pour the batter over the green onion evenly.

*tip: If you want some seafood (chopped squid, mussels or fresh oysters) in your pancake add it on top of the green onion before pouring the batter.

While the pancake is being cooked, keep patting it, pressing it slightly, and keeping it in a nice shape with your spatula.

A few minutes later, when the bottom of the pancake turns crispy and golden brown, turn it over.

Cook a few more minutes until the bottom of the pancake turns crispy and golden brown again, and flip it or turn it over.

Cook another minute and transfer it to a serving plate.

Serve hot with sauce.

Sauce:

Mix these ingredients in a small bowl:
2 tbs soy sauce, 1 tbs vinegar, 1 ts sugar or honey, chopped onion, chopped green or red chili peppers, and 1 ts roasted sesame seeds.

Source: http://www.maangchi.com/recipe/pajeon

Monday 27 May 2013

La tahzan



LA TAHZAN! Jangan bersedih..



Berikut adalah hadis yang berkait rapat dengan orang yang sedang sedih:

“Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Yang Maha Agung dan Maha Lembut, Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Tuhan ‘Arasy yang agung. Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Tuhan langit dan bumi dan Tuhan ‘Arasy yang mulia..” - (HR Bukhari 7/154 dan Muslim 4/2092)

“Ya Allah, rahmat-Mu aku harapkan, janganlah Engkau serahkan (segala urusanku) kepada diriku walau sekejap mata, perbaikilah segala urusanku, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau..” - (HR Abu Dawud 4/324, Ahmad 5/42, Shahih Abu Dawud 3/959)

La Tahzan bermaksud jangan bersedih:

- Janganlah menangis kalau tidak tercapai cita-cita. Bukankah Tuhan yang telah menentukannya.

- Janganlah menangis kerana cinta tidak berbalas, mungkin dia bukanlah jodoh yang telah Tuhan tetapkan.

- Janganlah menangis jika gagal dalam peperiksaan mungkin kita kurang membuat persediaan.

- Jangan menangis kalau wang kita hilang di jalanan sebab mungkin kita kurang bersedekah buat amalan.

“Jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya yang berputus asa itu adalah mereka yang kafir” - Surah Yusuf ayat 87.

Allah tidak meninggalkan kita, walau seluruh dunia menyisihkan kita. Dia, menyuruh kita menyambungkan harapan kita kepada-Nya. Maka jangan berputus asa. Allah bersama kita.

Ketika Allah rindu pada hamba-Nya, ia akan mengirimkan sebuah hadiah istimewa melalui malaikat Jibrail yang isinya adalah ujian. Dalam hadits qudsi Allah berfirman: “Pergilah pada hamba-Ku lalu timpakanlah berbagai ujian padanya kerana aku ingin mendengar rintihannya.” – (HR Thabrani dari Abu Umamah)



لاَ Ø¥ِÙ„َÙ‡َ Ø¥ِلاَّ اللهُ العَظِÙŠْÙ…ُ الحَÙ„ِÙŠْÙ…ُ


لاَ Ø¥ِÙ„َÙ‡َ Ø¥ِلاَّ اللهُ رَبُّ العَرْØ´ِ الَعَظِÙŠْÙ…ِ


لاَ Ø¥ِÙ„َÙ‡َ Ø¥ِلاَّ اللهُ رَبُّ السَّÙ…َاوَاتِ Ùˆَالأَرْض

Ùˆَرَبُّ العَرْØ´ِ الكَرِِÙŠْÙ…ِ

Maksudnya : "Tiada Tuhan melainkan Allah Yang Maha Agung dan Maha Penyantun.
Tiada Tuhan melainkan Allah Tuhan Arasy yang agung
Tiada Tuhan melainkan Allah Tuhan Langit dan Tuhan Arasy yang mulia:.

Doa ini dibaca apabila seseorang dalam keadaan sedih, bimbang dan keliru atau terlibat dalam kesulitan yang membimbangkan. Bacalah berulang kali, kemudian berdoa , mengadu kepada Allah tentang masalah yang dihadapi. InsyaAllah, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui hal keadaan hambaNya dan Maha Menerima doa hambaNya.
Juga perbanyakkanlah menyebut zikir ini :

Ø­َسْبُÙ†َا اللهُ ÙˆَÙ†ِعْÙ…َ الوَÙƒِÙŠْÙ„ُ

Bacalah sekurang-kurangnya 3 kali. Setengah daripada para solehin menjadikan zikir ini sebagai wirid atau wazifah harian mereka iaitu dengan membacanya sebanyak 100 kali pada setiap hari dan masyhur pada setengah daripada mereka mengamalkan sebanyak 450 kali setiap hari secara istiqamah.

Rujukan:
(1) Kitab Hisnul Hasin min kalam Sayyidil Mursalin oleh 'Allamah Syeikh Muhammad bin Muhammad al-Jazari al-Syafie rahimahullah
(2) Kitab Syawariqul Anwar Kabir oleh al-'Arif Billah Sayyid Muhammad 'Alawi al-Maliki al-Hasani rahimahullah
(3) Kitab Abwabul Faraj oleh al-'Arif Billah Sayyid Muhammad 'Alawi al-Maliki al-Hasani rahimahullah



Till then,
Luv, xoxo ;)

- Posted using BlogPress from my iPhone

Order shaklee sekarang!

Assalammualaikum,

Just nak tanya kalau ada sesiapa yang nak order shaklee.. Sbb saya nak buat order since ade kawan kat hosp nak suruh belikan.. Boleh share posting rm10 bahagi sama byk dgn semua yang order. Setakat ni baru ade seorang. Then COD: free of charge. Kalau nak soh poskan ke rumah anda, saya akan cek berat kat post office dlu ;) takde extra charges. Harga product of course akan ada diskaun. Utk pertanyaan ley kontek  013 2507805..

Sblm malam esok ok..

Thanks! :)))

Emptiness

Sometimes when you don’t know what to say, it may be best to not say anything at all…

But then, sometimes you think you have nothing to say, yet you’re a sea of unrest.

Upon closer inspection, you have a jumble of thoughts hiding in the void of your mental space.

Almost hidden from you under the perfect camouflage of your pain, anger, happiness, hope… apathy.

These times, I’m learning, its perfect to examine the void for what it holds, to shift through the masquerading emptiness.

That is, if you’re brave enough to do so…

Some people run from their personal truths faster, harder and longer than they’ll run from their greatest fear.

Why is that?

I think it’s because of all the people we lie to and/or mislead (whether subconsciously or not).

We lie to ourselves the best and most decisively.

We can convince ourselves that we’re failures– at either life or a single task– or that we’ll never amount to anything, or that our shit doesn’t stink and we’re God’s gift to the world…

And I find that we can do this to ourselves with an alarming amount of focus and ferocity.

I believe humbleness and having a true sense of self are rare traits to see cultivated in others these days.

Though, this doesn’t excuse us the responsibility of trying to attain & teach them both.

I’ve accepted all parts of me, for they make me who I am.

I’m learning to maintain a proper sense of self for there’s nothing more unattractive than the person that fails to realize their self-worth.

OR that person with an over inflated self-value and an over abundance of ego and arrogance.

It is the light, dark, and empty parts combined that make me the unique character I am, that makes us all who we are.

The sooner we accept ourselves for what we truly are, the sooner we can rise above our own weaknesses and constraints

I’ll end with a quote from Alan Alda:

“You have to leave the city of your comfort and go into the wilderness of your intuition. What you’ll discover will be wonderful. What you’ll discover is yourself.”

Will you visit your wilderness? Or are you afraid of what you’ll find there?


Till then,
Luv, xoxo ;)

- Posted using BlogPress from my iPhone

Sunday 19 May 2013

Dilema Wanita Berkahwin Yang Berkerjaya: Satu Perbincangan Menurut Syariah


Dilema Wanita Berkahwin Yang Berkerjaya: Satu Perbincangan Menurut Syariah

Ditulis oleh Siti Shamsiah Binti Md Supi. Posted in Artikel

SECARA tradisinya, seseorang wanita yang telah berumah tangga akan bertanggung jawab untuk mengurus dan mentadbir rumah tangganya. Umum memaklumi bahawa tanggung jawab wanita sebagai seorang isteri atau ibu adalah memastikan keluarganya dapat diuruskan dengan baik. Rezeki yang diberikan oleh suami dapat diagih-agihkan kepada setiap ahli keluarga dengan adil dan menjadikan setiap ahli keluarga merasa selesa. Memikul peranan sebagai seorang ibu juga termasuklah memelihara anak-anak dengan memberikan didikan yang sempurna. Kedudukan wanita yang telah berumah tangga dan pelaksanaan tanggung jawab ini selaras dengan maksud sebuah hadis Nabi yang berbunyi;

"Setiap orang daripada kamu adalah pemimpin dan setiap orang daripada kamu akan ditanya tentang orang yang dipimpinnya" dinyatakan juga padanya: Wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan dia akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya."

Kedudukan seseorang wanita yang telah berumah tangga juga terikat dengan ketentuan Islam yang menjadikan lelaki sebagai ketua rumah tangga sebagaimana firman Allah s.w.t. yang bermaksud;

"Kaum lelaki itu adalah pemimpin dan pengawal yang bertanggungjawab terhadap kaum perempuan, oleh sebab Allah telah melebihkan orang-orang lelaki (dengan beberapa keistimewaan) atas orang-orang perempuan dan juga kerana orang-orang lelaki telah membelanjakan (memberi nafkah) sebahagian dari harta mereka. Maka perempuan-perempuan yang soleh itu ialah yang taat (kepada Allah dan suaminya), dan yang memelihara (kehormatan dirinya dan apa jua yang wajib dipelihara) ketika suami tidak hadir bersama, dengan pemeliharaan Allah dan pertolonganNya" (Al-Nisa': 34)


Apabila kita menggabungkan kedua konsep ini, mengenai kedudukan wanita dan lelaki dalam rumah tangga masing-masing menunjukkan bahawa pengurusan dan pelaksanaan pentadbiran yang dilakukan oleh si isteri mestilah seiring dengan dasar yang telah ditentukan oleh si suami sebagai ketua rumah tangga. Selain itu juga berdasarkan apa yang dapat difahami dalam kedua-dua dalil ini menunjukkan bahawa isteri mesti taat kepada perintah suami dalam bentuk menjaga nama baik keluarga, menjaga amanah dari suami seperti hartanya, memastikan keputusan yang dibuat olehnya hanyalah dalam lingkungan keizinan suami dan keluar rumah dalam keizinan pihak suami termasuklah bagi tujuan untuk keluar bekerja.

Namun demikian, jika kita perhatikan dari aspek kedudukan wanita Islam sebagai pengurus rumah tangga dengan realiti yang ada, apa yang berlaku pada hari ini kelihatan tidak seiringan dengan konsep yang dinyatakan dalam maksud hadis di atas. Semakin ramai wanita yang berkahwin tidak menjadi suri rumah sepenuh masa. Rata-rata di kalangan wanita yang berpendidikan tinggi pula mempunyai kerjaya yang setanding dengan pendidikan yang ada. Pada diri wanita-wanita ini terdapat berbagai-bagai alasan mengapa mereka perlu ke luar dari rumah untuk bekerja dan berkerjaya.

Alasan atau faktor pertama yang menyebabkan wanita ini bekerja ialah pendidikan yang mereka miliki. Apabila ibu bapa mereka telah memberikan pendidikan secara formal sejak mereka kecil, tentulah apabila dewasa mereka mahu menggunakan pengetahuan dan kemahiran yang dimiliki. Bekerja adalah pendekatan yang secara lumrah digunakan bagi membolehkan mereka mengimplementasi pengetahuan dan kemahiran tersebut dan pada masa yang sama mereka memperoleh ganjarannya. Mempunyai pendapatan sendiri merupakan suatu kejayaan yang besar nilainya, dan tentulah mereka ingin berkongsi kejayaan tersebut dengan orang yang sebelum itu memberi dorongan yang tidak berbelah bahagi, iaitu ibu bapa.

Apabila kita menyebut soal ganjaran, antara ganjaran yang dapat dimiliki oleh wanita yang bekerja dan bekerjaya ialah, sesebuah kerjaya berupaya menjadikan seseorang wanita memperbaiki dirinya sebagai seorang individu. Kerjaya dapat memberikan pengalaman kepadanya, kematangan dalam memberi persepsi mengenai kehidupan, keyakinan dan sebagainya. Malah, kerjaya yang dimilikinya dapat menjadikannya sebagai seorang ibu yang boleh mendidik anak-anaknya dengan cara yang lebih berkesan dan praktikal. Keadaan ini sudah pastinya memberikan nilai yang jauh lebih baik sekalipun dia terpaksa mengorbankan sebahagian daripada masanya untuk berada di rumah. Dan kita boleh menganggap bahawa ini adalah faktor kedua yang menyebabkan sebahagian daripada wanita memilih untuk keluar bekerja.

Sebab lain yang mendorong wanita untuk keluar dari rumah untuk bekerja adalah tekanan keperluan kehidupan. Adalah suatu perkara yang lumrah pada hari ini untuk mengatakan bahawa pendapatan yang hanya datang dari pihak suami kurang mencukupi bagi sesebuah keluarga menjalani kehidupan mereka. Apatah lagi dalam keadaan taraf kehidupan pada hari ini yang semakin tinggi. Oleh sebab itu, wanita secara sukarela mengambil keputusan untuk keluar rumah bekerja bagi mendapatkan pendapatan lebih bagi keluarganya sebagai memastikan keluarganya berada dalam keadaan yang selesa.

Apabila wanita-wanita ini sudah berada di luar rumah, maka mereka terpaksa memendekkan masa dalam mengurus hal-hal rumah tangga. Sesetengah mereka tidak menghadapi masalah kerana ahli-ahli keluarga yang lain, terutamanya pihak suami memahami keadaan mereka. Walaupun demikian, sesetengah mereka yang lain merasa agak tertekan kerana keluarga masih menuntut perhatian secara sepenuhnya apabila wanita ini pulang dari tempat kerja. Masalah ini bukan sahaja dialami oleh mereka yang berpendidikan sederhana tetapi turut dialami oleh mereka dari golongan professional seperti doktor, peguam, arkitek dan sebagainya. Sesetengah kaum bapa tidak menyedari dan tidak cuba memahami tekanan yang dialami oleh isteri mereka kerana menganggap bahawa kerja-kerja di rumah mudah untuk dilaksanakan dan ia adalah suatu fitrah untuk dilaksanakan oleh kaum ibu. Apabila keadaan ini berlaku maka berlakulah suatu dilema dalam diri wanita berkenaan.

Dilema yang dialami merupakan suatu rasa keliru dan bersalah berhubung peranan mereka sebagai seorang isteri (dan juga ibu) dengan tuntutan naluri sendiri untuk bekerja. Rata-rata golongan wanita yang berpendidikan amat memahami tentang konsep kedudukan wanita dari segi syariahnya dan cuba untuk menyempurnakan tanggung jawab tersebut secara sempurna. Akan tetapi, keadaan mereka yang bekerja sudah tentu menghalang pelaksanaan ini dibuat secara sempurna dan tekanan menjadi lebih berat apabila pihak suami mempertikaikan kegagalan mereka melaksanakannya dengan sempurna (disebabkan keizinan yang diberikan oleh suami kepada isterinya adalah keizinan separuh hati). Tuntutan tanpa toleransi dari pihak suami terutamanya seolah-olahnya menjadi syarat yang menderakan bagi mendapatkan keizinan dari suami untuk memiliki kerjaya. Hal ehwal rumah tangga masih sepenuhnya berada di atas bahunya. Sekalipun kewujudan pembantu rumah sewajarnya dapat mengurangkan beban kerja yang ada, tetapi sesetengah suami tetap mahukan urusan-urusan tertentu dilakukan oleh pihak isteri kerana tidak berpuas hati dengan hasil kerja pembantu rumah. Keletihan isteri tidak diambil kira dan menganggap bahawa, oleh sebab suami merupakan ketua rumah tangga dan isteri berkewajipan mentaatinya, maka dia mempunyai hak untuk mempertikaikan kepatuhan dan ketaatan isteri terhadapnya. Bagi wanita yang berhadapan dengan situasi ini, mereka akan menganggap bahawa mereka tidak dilayan dengan adil dan pihak suami sebenarnya telah memanipulasi kuasa kepimpinannya di dalam keluarga.

Sekiranya keadaan ini dibiarkan penulis percaya tekanan yang dialami akan menjadikan keadaan rumah tangga yang kurang sihat selain berlakunya ketidakstabilan dalam rumah tangga. (Hasil penyelidikan yang dibuat oleh majalah-majalah yang berkonsepkan feminisme menunjukkan bahawa perkara ini bukanlah isu yang remeh temeh malah perlu diberi perhatian yang wajar) Keadaan yang kurang menyihatkan ini perlu ditangani agar tidak menyebabkan kerapuhan institusi kekeluargaan dan merantaikan masalah-masalah sosial yang lebih buruk. Di dalam hal ini, sudah pasti kaum wanita yang menghadapinya inginkan penyelesaian yang diredai oleh Allah s.w.t., tidak merasa bersalah untuk memberi penumpuan kepada kerjaya dan masih merupakan seorang isteri atau ibu yang taat dengan perintah Allah.

Dapat kita perhatikan di sini bahawa masalah yang dihadapi oleh wanita malang ini sebenarnya ialah penerimaan hakikat oleh pihak suami dalam kesediaan mereka untuk bertoleransi dengan keadaan tersebut. Ayat ke 34 surah al-Nisa' sebagaimana yang telah dinyatakan sebelum ini mengemukakan tentang kepimpinan seseorang lelaki dan kuasa autokrasinya, yang antara natijahnya memerintahkan ketundukan dan ketaatan pihak wanita atau isteri terhadapnya. Kepimpinan ini adalah disebabkan beberapa kelebihan yang dianugerahkan oleh Allah kepada golongan ini berbanding wanita. Dan kelebihan ini sebenarnya disertai dengan pelaksanaan tanggung jawab yang besar. Apabila seorang lelaki menjadi ketua rumah tangga, dia bertanggung jawab untuk mencari pendapatan demi memberi perlindungan dan makan pakai kepada ahli kelurganya. Selain itu, dia juga perlu menyediakan kemudahan pendidikan kepada anak-anak, juga sumber bagi setiap ahli keluarganya melakukan aktiviti-aktiviti sosial. Dan yang paling utama ialah memastikan akidah setiap ahli keluarganya tidak terpesong. Tanggung jawab ini selaras dengan firman Allah s.w.t yang bermaksud;
"Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, iaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajipan ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma'ruf." (Al-Baqarah: 233)

Di dalam Islam, perbincangan yang berkaitan dengan rumah tangga lazimnya menjadikan kedua-dua dalil yang dinyatakan sebelum ini sebagai asas dan prinsip yang menjadi pegangan dalam berumahtangga. Walau bagaimanapun, pada pendapat penulis konsep "lelaki adalah pemimpin atau ketua bagi wanita" sebenarnya perlu sama-sama diseimbangkan dengan ketentuan-ketentuan yang lain dalam ajaran Islam. Dan dalam konteks ini keseimbangan dan kesaksamaan perlu diwujudkan dalam menyediakan penyelesaian berhubung pengurusan rumah tangga disebabkan isteri sama-sama keluar bekerja. Iaitu suatu penyelesaian yang bersifat fleksibel dan tidak mengetepikan kepentingan dan kebajikan kaum wanita.

Perkara utama yang perlu diambil perhatian ialah penerimaan hakikat mengenai perubahan sosial yang berlaku pada hari ini yang telah menggerakkan wanita untuk turut menyertai sektor pekerjaan. Jika kita perhatikan faktor pertama dan kedua yang membawa wanita berpendidikan bekerja dan seterusnya berkarier sebenarnya faktor-faktor ini adalah rantaian dari saranan Islam dalam aspek mencari ilmu pengetahuan. Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud;
"Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam lelaki dan perempuan"

Di dalam hal ini, Islam amat mementingkan pembangunan sahsiah bagi setiap insan. Ilmu dapat menjadikan pemikiran manusia membangun dan seterusnya dapat membina peradaban bangsa. Ilmu juga sebenarnya suatu nikmat yang berupaya membersihkan manusia dari melakukan perkara-perkara yang tidak baik dan dari sebarang kejahatan sebagaimana yang difirmankan oleh Allah s.w.t. yang bermaksud;
"(Nikmat berkiblatkan Kaabah yang Kami berikan kepada kamu itu), samalah seperti (nikmat) Kami mengutuskan kepada kamu seorang Rasul dari kalangan kamu (iaitu Muhammad), yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan membersihkan kamu (dari amalan syirik dan maksiat) dan yang mengajarkan kamu kandungan Kitab (Al-Quran) serta Hikmat kebijaksanaan dan mengajarkan kamu apa yang belum kamu ketahui." (Al-Baqarah: 231)

Wanita yang mempunyai ilmu dan kemahiran merupakan suatu mekanisme yang dapat meneruskan tradisi penyampaian ilmu agar ilmu ini dapat disampaikan dan memberikan manfaat kepada orang lain dan generasi yang kemudian. Sudah tentu bekerja adalah kaedah yang berkesan dan lebih praktikal untuk mencapai matlamat ini. Malah, sekiranya kita memahami ayat di bawah ini, menunjukkan bahawa kaum wanita yang berpendidikan tinggi merupakan sumber manusia paling berwibawa selain sebahagian kaum muslimin (yang terpilih) bagi memelihara kesinambungan penyampaian ilmu kerana wanita tidak diwajibkan untuk keluar berperang secara fizikal, iaitu yang bermaksud;
"Dan tidaklah (betul dan elok) orang-orang yang beriman keluar semuanya (pergi berperang); oleh itu, hendaklah keluar sebahagian sahaja dari tiap-tiap puak di antara mereka, supaya orang-orang (yang tinggal) itu mempelajari secara mendalam ilmu yang dituntut di dalam agama dan supaya mereka dapat mengajar kaumnya (yang keluar berjuang) apabila orang-orang itu kembali kepada mereka; mudah-mudahan mereka dapat berjaga-jaga (dari melakukan larangan Allah).

Ini menunjukkan bahawa, dengan pengurusan masa yang bijak dan disertai oleh sokongan penuh dari kaum lelaki, wanita bukan sahaja mampu memberi sumbangan kepada keluarganya malah kepada bangsa dan negaranya yang semuanya itu merupakan sumbangan yang amat besar kepada agama. Maka ketentuan-ketentuan ini memerlukan kerjasama dan pengertian daripada kaum lelaki. Ketika membuat keputusan untuk membenarkan atau sebaliknya kepada isteri keluar bekerja perkara-perkara ini perlulah diambil kira. Isteri yang taat dan beriman juga tidak akan membimbangkan perasaan hati si suami apabila dia keluar dari rumah. Dia akan menjaga akhlak dan kehormatan dirinya sebagaimana yang disebutkan di dalam sebahagian ayat ke 34 surah al-Nisa' yang bermaksud;

"Maka perempuan-perempuan yang saleh itu ialah yang taat (kepada Allah dan suaminya), dan yang memelihara (kehormatan dirinya dan apa jua yang wajib dipelihara) ketika suami tidak hadir bersama,"

Seseorang isteri yang beriman, akan menghargai keizinan dan kepercayaan suami yang diberikan kepadanya. Malah, secara sukarela dia akan menawarkan pendapatan yang dimilikinya dengan keluarganya termasuk suami walaupun secara prinsipnya seseorang suami tidak dibenarkan untuk menyentuh harta yang dimiliki oleh si isteri melainkan dengan izinnya. Apatah lagi dalam keadaan seorang isteri yang keluar bekerja bagi membantu meringankan beban yang ditanggung oleh si suami. Di dalam hal ini, seseorang suami sewajarnya insaf dengan pengorbanan dan kasih sayang yang ditunjukkan oleh isteri dan membalasnya dengan sikap tolak ansur. Sebagaimana kisah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim mengenai Asma' binti Abu Bakar al-Siddiq. Kata Asma';
'Al-Zubair mengahwiniku dan dia bukanlah seorang yang berharta, tidak memiliki hamba kecuali seekor kuda. Aku pernah memberi makan kudanya, membelanya dan melatihnya. Aku mengisar biji kurma untuk memberi makan untanya. Aku pernah membawa air dan membaiki bekasnya, aku juga pernah membuat roti tetapi tidak mampu untuk membakarnya, maka jiranku yang berbangsa Ansar, merupakan seorang wanita yang baik hati telah membakarkan roti tersebut untukku. Aku pernah membawa hasil kurma dari ladang kurma yang dihadiahi oleh Rasulullah s.a.w. dan ladang tersebut jauhnya adalah sebanyak dua pertiga farsakh. Pada suatu hari sedang aku dalam perjalanan pulang dengan hasil kurma yang aku junjung di kepalaku, aku berselisih dengan rombongan Rasulullah s.a.w. Baginda memanggilku dan meminta unta baginda agar duduk dan membolehkan aku menunggang bersama baginda di belakang. Aku memberitahu kisah ini kepada Al-Zubair, aku memberitahunya yang aku merasa sangat malu kerana aku tahu Al-Zubair adalah seorang yang kuat cemburu. Dia berkata bahawa adalah sesuatu yang teruk bagiku untuk melihat engkau menjunjung hasil kurma tersebut di atas kepalamu berbanding dari aku melihat engkau menunggang di belakang Rasulullah. Kemudian Abu Bakar telah menghantar kepadaku seorang pembantu, yang mengambil alih tugas membela kuda; seolah-olahnya aku telah bebas dari perhambaan."

Ayat surah al-Nisa' yang disebutkan sebelum ini menyatakan bahawa kuasa kepimpinan yang diberikan kepada kaum lelaki antaranya adalah disebabkan suami memberikan nafkah kepada isteri. Rasional di sebalik ketetapan ini, sekiranya pihak isteri turut menyumbang pendapatannya bagi memenuhi keperluan keluarga, maka sewajarnya pihak isteri diberi kelonggaran dalam menjalankan peranannya sebagai pentadbir urusan rumah tangga. Apakah bentuk kelonggaran tersebut sebenarnya terpulang kepada keputusan bersama suami isteri. Di sini tidak dinafikan bahawa kepatuhan seseorang isteri terhadap suaminya adalah tunggak kestabilan sesebuah institusi keluarga tetapi kebaikan pihak suami terhadap isteri merupakan jaminan bagi keharmonian rumah tangga. Ayat 34 dari surah al-Nisa' yang menjadi asas institusi keluarga Islam seharusnya diselaraskan dengan firman Allah s.w.t. dalam ayat 19 surah yang sama yang menyarankan sikap baik yang perlu ditunjukkan oleh seorang pemimpin keluarga, yang ayat tersebut bermaksud;
"Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka kerana hendak mengambil kembali sebahagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka dengan cara yang wajar. Kemudian, bila kamu tidak menyukai mereka (maka bersabarlah) kerana mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak."

Apa yang boleh disimpulkan di sini ialah, dilema yang dialami oleh golongan wanita yang telah berkeluarga dan pada masa yang sama bekerja perlulah diambil perhatian yang wajar oleh semua ahli keluarga terutamanya pihak suami yang berperanan sebagai ketua rumah tangga. Suami sewajarnya memberi kebebasan bagi isteri untuk memilih sama ada mahu menjadi suri rumah sepenuh masa atau memilih sebagai wanita yang berkerjaya. Ia sebagai mengiktiraf kebolehan dan kemahiran yang dimiliki oleh pihak isteri. Keizinan yang diberi seharusnya keizinan tanpa syarat yang membebankan menurut fitrah seseorang wanita. Walaupun demikian, suami isteri perlu berbincang dan mengambil keputusan secara bersama tindakan-tindakan yang perlu diambil agar tidak wujud ruang yang menyebabkan sebelah atau kedua-dua belah pihak saling bertelagah mempertikaikan peranan masing-masing. Suami tidak mempertikaikan peranan isteri sebagai pengurus rumah tangga dan isteri tidak mendakwa yang si suami menyalahgunakan kuasa yang ada.

Sebaliknya pula, sekiranya pihak suami bersedia bertolak ansur dengan memberikan kebebasan kepada isteri, sewajarnya kebebasan ini tidak disalahgunakan. Seorang isteri yang bekerja tetap tertakluk di bawah pimpinan dan keredaan suaminya sekalipun dia menyumbang sebahagian pendapatannya kepada keluarga. Sekiranya wanita ini merangkap seorang ibu, maka dia tetap bertanggung jawab terhadap pendidikan anak-anaknya. Maka, dengan keizinan yang diberi oleh si suami sebagai individu yang berpendidikan, wanita berkerjaya perlu bijak membahagikan masanya antara keluarga dan kerjaya. Sekiranya kerjaya yang dipilih memaksanya untuk mengorbankan masa yang diperuntukkan kepada keluarga, maka di sinilah terletaknya cabaran bagi wanita bijak yang mengaku dia beriman kepada Allah s.w.t. dan mentaati suaminya.

---------------

Kesimpulannya:


Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud:Sesungguhnya orang-orang yang berlaku adil di sisi Allah akan menduduki beberapa mimbar yang diperbuat daripada cahaya. Mereka ialah orang-orang yang berlaku adil di dalam pemerintahan, ke atas keluarga dan apa-apa yang ditadbir oleh mereka.

Huraian Hadith:
1. Allah akan memberikan tempat yang paling mulia bagi sesiapa yang berlaku adil semasa hidup di dunia sama ada di dalam urusan negara atau pun rumah tangga atau sesiapa yang berada di bawah tadbirannya.

2. Islam menuntut umatnya berlaku adil terhadap semua golongan manusia tanpa mengira umur, pangkat dan darjat bahkan melarang keras sebarang perbuatan zalim, penindasan dan pilih kasih.

3. Kepimpinan adalah satu tugas yang amat berat kerana seseorang itu bertanggungjawab kepada Allah dan manusia. Oleh itu sewajarnyalah ia tidak menjadi rebutan kecuali bagi orang yang benar-benar sanggup memikulnya.
Hits : 3946

Ø¥ِÙ†َّ اللَّÙ‡َ ÙŠَØ£ْÙ…ُرُÙƒُÙ…ْ Ø£َÙ†ْ تُؤَدُّوا الأمَانَاتِ Ø¥ِÙ„َÙ‰ Ø£َÙ‡ْÙ„ِÙ‡َا ÙˆَØ¥ِØ°َا Ø­َÙƒَÙ…ْتُÙ…ْ بَÙŠْÙ†َ النَّاسِ Ø£َÙ†ْ تَØ­ْÙƒُÙ…ُوا بِالْعَدْÙ„ِ

Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kalian untuk menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya dan apabila kalian menetapkan hukum di antara manusia supaya kalian menetapkan dengan adil (QS an-Nisa’ [4]: 58).

Jika seorang pemimpin mampu menunaikan amanah dengan baik, memberikan hak-hak bagi orang yang dipimpinnya, dan berbuat adil kepada diri, keluarga, dan rakyatnya, ia termasuk orang yang paling dicintai Allah dan mendapat naungan dari sisi-Nya pada Hari Kiamat. "Sehari menjadi pemimpin yang adil, lebih baik daripada beribadah selama 60 tahun." (HR Ahmad).

Sebaliknya, jika seorang pemimpin tidak adil, mengabaikan tanggung jawabnya terhadap rakyat, dan hanya berpihak kepada diri, keluarga, dan kelompoknya, ia akan menyesalinya pada Hari Kiamat. "Barang siapa yang menjadi pemimpin (hanya) bagi 10 orang atau lebih, Allah akan mendatangkannya dengan tangan terbelenggu pada lehernya pada Hari Kiamat, ia akan dibebaskan oleh kebaikannya atau dikencangkan dosanya, awalannya ialah kesalahan, pertengahannya penyesalan, dan akhirannya kehinaan pada Hari Kiamat. "(HR Ahmad).





Till then,
Luv, xoxo ;)

- Posted using BlogPress from my iPhone

Thursday 16 May 2013

Barisan Kabinet Kerajaan Malaysia 2013 ( just for sharing purposes only )

Barisan Kabinet Kerajaan Malaysia 2013

Perdana Menteri:
YAB Dato’ Sri Haji Mohd. Najib Bin Tun Haji Abdul Razak (UMNO)


Timbalan Perdana Menteri:

YAB Tan Sri Dato’ Haji Muhyiddin Bin Yassin (UMNO)

Jabatan Perdana Menteri:
Menteri:
(1) YB Dato’ Seri Jamil Khir Bin Baharom (UMNO)
(2) YB Dato’ Sri Abdul Wahid Bin Omar (Senator -Berkuatkuasa 5 Jun 2013)
(3) YB Senator Dato’ Sri Idris Jala (Senator)
(4) YB Tan Sri Datuk Seri Panglima Joseph Kurup (PBRS)
(5) YB Dato’ Seri Shahidan Bin Kassim (UMNO)
(6) YB Puan Hajah Nancy Binti Shukri (PBB)
(7) YB Datuk Joseph Entulu Anak Belaun (PRS)
(8) Datuk Paul Low Seng Kwan (Senator)

Timbalan Menteri:
(1) YB Datuk Razali Bin Ibrahim (UMNO)
(3) Waytha Moorthy Ponnusamy (Senator)

Menteri Kewangan:
(1) Menteri Kewangan I: YAB Dato’ Sri Haji Mohd. Najib Bin Tun Haji Abdul Razak (UMNO)

(2) Menteri Kewangan II: YB Dato’ Seri Haji Ahmad Husni Bin Mohamad Hanadzlah (UMNO)

Timbalan Menteri:

(3) YB Datuk Ahmad Bin Maslan (UMNO)


Menteri Pelajaran Dan Pengajian Tinggi:
(1) Menteri I: YAB Tan Sri Dato’ Haji Muhyiddin Bin Yassin (UMNO)
(2) Menteri II: YB Dato’ Seri Idris Bin Jusoh (UMNO)
(3) Timbalan Menteri I: YB Datuk Mary Yap Kain Ching (PBS)
(4) Timbalan Menteri II: YB Tuan P. Kamalanathan A/L P.Panchanathan (MIC)

Menteri Pertahanan:
(1) Menteri : YB Dato’ Seri Hishamuddin Bin Tun Hussein (UMNO)

(2) Timbalan Menteri : YB Dato’ Abdul Rahim Bakri (UMNO)

Menteri Pengangkutan:
(1) Menteri : YB Dato’ Seri Hishamuddin Bin Tun Hussein (UMNO) (Memangku)
(2) Timbalan Menteri : YB. Datuk Ab. Aziz Kaprawi (UMNO)

Menteri Dalam Negeri:
(1) Menteri : YB Dato’ Seri Dr. Ahmad Zahid Bin Hamidi (UMNO)
(2) Timbalan Menteri : YB Datuk Dr. Wan Junaidi Bin Tuanku Jaafar (PBB)

Menteri Kerja Raya:
(1) Menteri : YB Dato’ Fadilllah Yusof (PBB)
(2) Timbalan Menteri : YB Datuk Rosnah Binti Abdul Rashid Shirlin (UMNO)

Menteri Perdagangan Antarabangsa Dan Industri:

(1) Menteri : YB Dato’ Seri Mustapa Bin Mohamed (UMNO)
(2) Timbalan Menteri : YB. Hamim Bin Samuri (UMNO)

Menteri Luar Negeri:
(1) Menteri : YB Dato’ Seri Anifah Bin Haji Aman (UMNO)
(2) Timbalan Menteri : YB Dato’ Hamzah Bin Zainuddin (UMNO)

Menteri Perdagangan Dalam Negeri, Koperasi Dan Kepenggunaan:
(1) Menteri : YB Dato’ Hasan Bin Malek (UMNO)
(2) Timbalan Menteri : YB Dato’ Paduka Ahmad Bashah Bin Md. Hanipah (Senator) (UMNO)

Menteri Komunikasi Dan Multimedia:
(1) Menteri : YB Dato’ Seri Ahmad Shabery Bin Cheek (UMNO)
(2) Timbalan Menteri : YB Dato’ Jailani Bin Johari (UMNO)

Menteri Sumber Manusia:
(1) Menteri : YB Datuk Richard Riot Anak Jaem (SUPP)
(2) Timbalan Menteri : YB Dato’ Ismail Bin Abd. Muttalib (UMNO)

Menteri Kemajuan Luar Bandar Dan Wilayah:
(1) Menteri : YB Dato’ Seri Shafie Bin Haji Apdal (UMNO)
(2) Timbalan Menteri : YB Datuk Alexander Nanta Linggi (PBB)

Menteri Kesejahteraan Bandar, Perumahan Dan Kerajaan Tempatan:
(1) Menteri : YB Dato’ Haji Abdul Rahman Bin Dahlan (UMNO)

(2) Timbalan Menteri : YB Dato’ Halimah Binti Mohd Saddique (UMNO)

Menteri Belia Dan Sukan:

(1) Menteri : YB Tuan Khairy Jamaluddin Bin Abu Bakar (UMNO)
(2) Timbalan Menteri : YB Dato’ Saravanan A/L Murugan (MIC)

Menteri Kesihatan:
(1) Menteri : YB Dato’ Seri Subramaniam (MIC)
(2) Timbalan Menteri : YB Dato’ Seri Hilmi Bin Yahaya(UMNO)

Menteri Wilayah Persekutuan:
(1) Menteri : YB Dato’ Seri Tengku Adnan Bin Tengku Mansor (UMNO)
(2) Timbalan Menteri : YB Dato’ Dr. Loga Bala Mohan A/L Jaganathan (Senator)

Menteri Perusahaan Perladangan Dan Komoditi:
(1) Menteri : YB Dato’ Seri Douglas Uggah Embas (PBB)
(2) Timbalan Menteri : YB Dato’ Noriah Binti Kasnon (UMNO)

Menteri Tenaga, Teknologi Hijau Dan Air:
(1) Menteri : YB Datuk Dr. Maximus Johnity Ongkili (PBS)
(2) Timbalan Menteri : YB Dato’ Sri Mahdzir Bin Khalid (UMNO)

Menteri Pertanian Dan Industri Asas Tani:

(1) Menteri : YB Dato’ Sri Ismail Sabri Bin Yaakob (UMNO)
(2) Timbalan Menteri : YB Dato’ Tajuddin Bin Abdul Rahman (UMNO)

Menteri Pelancongan Dan Kebudayaan:
(1) Menteri : YB Dato’ Seri Mohamed Nazri Bin Abdul Aziz (UMNO)

(2) Timbalan Menteri : YB Dato’ Joseph Salang Anak Gandum (PRS)

Menteri Sains, Teknologi Dan Inovasi:
(1) Menteri : YB Datuk Dr. Ewon Ebin (UPKO)
(2) Timbalan Menteri : YB Dato’ Dr. Abu Bakar Bin Mohamad Diah (UMNO)

Menteri Sumber Asli Dan Alam Sekitar:
(1) Menteri : YB Datuk Seri G. Palanivel (MIC)
(2) Timbalan Menteri : YB Dato’ Dr. James Dawos Mamit (PBB)

Menteri Pembangunan Wanita, Keluarga Dan Masyarakat:
(1) Menteri : YB Datuk Rohani Binti Abdul Karim (PBB)
(2) Timbalan Menteri : YB Datuk Azizah Binti Mohd. Dun (UMNO)

____________
Perdana Menteri: 1 Jawatan
Timbalan Perdana Menteri: 1 Jawatan

Menteri: 30 Jawatan (Termasuk Timbalan Perdana Menteri)
Timbalan Menteri: 27 Jawatan
Jumlah 57 Jawatan
Jumlah Kementerian 24
Jumlah Senator Sedia Ada 1 Orang
Jumlah Senator Akan Dilantik 5 Orang (2 Menteri Dan 3 Timbalan Menteri)
Jumlah Backbenchers 82 Orang



Till then,
Luv, xoxo ;)

- Posted using BlogPress from my iPhone

Daisypath Anniversary tickers

Daisypath Anniversary tickers